Pages

Sunday, November 13, 2011

TEKANAN DARAH

TEKANAN DARAH

I. TUJUAN

Memahami prinsip kerja sphygmomanometer dalam pengukuran desakan darah arteri serta berbagai faktor yang mempengaruhinya.

II. DASAR TEORI
Tekanan darah adalah kekuatan yang diperlukan agar darah dapat mengalir di dalam pembuluh darah dan beredar mencapai seluruh jaringan. Tekanan darah dibedakan menjadi tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik.
Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah pada waktu jantung menguncup diakibatkan oleh kontraksi otot ventrikel (tekanan dari ventrikel meninggalkan jantung). Pada pemeriksaan darah, sistolik adalah bunyi yang pertama kali terdengar. Tekanan sistolik pada sistem vaskuler menyatakan puncak tekanan selama sistolik. Tekanan darah diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung mengendor kembali atau tekanan darah dari atrium menuju ventrikel karena adanya kontraksi dari otot atrium.
Denyut jantung merupakan kecepatan atau frekuensi nadi yang diukur dengan meraba nadi di lengan. Kecepatan denyut jantung berpengaruh terhadap tekanan darah. Peningkatan curah jantung meningkatkan tekanan sistolik sedangkan peningkatan resistensi perifer meningkatkan tekanan diastolik. Naik turunnya tekanan darah manusia disebabkan oleh beberapa faktor baik secara langsung dan tidak langsung.
1. Faktor langsung
• Kekuatan pompa jantung
Sirkulasi darah terjadi bertepatan dengan aktivitas jantung. Rongga jantung yang berhubungan dengan tekanan darah adalah ventrikel. Jaringan otot ventrikel secara bergantian menguncup pada sistole dan melepaskan kuncupnya saat diastole.
• Keadaan pembuluh darah terutama pembuluh nadi
Batang nadi, arteri dan arterioli berdinding tiga lapis. Pada batang nadi dan pembuluh nadi besar, tunika media merupakan lapisan paling kuat. Tunika media dipengaruhi oleh syaraf vegetatif yang mengakibatkan jaringan otot dalam dinding pembuluh dapat mengejang atau merenggang. Jika otot mengejang maka rongga pembuluh darah akan melonggar dan tekanan darah akan menjadi rendah.
• Volume dan kepekatan darah
Semakin banyak volume dan semakin pekat konsentrasinya maka tekanan darahnya semakin tinggi karena ada energi potensial yang tersimpan.
2. Faktor secara tidak langsung
• Sistem saraf vegetatif atau somatik
Sitem saraf vegetatif ini tersusun dari simpatikus dan parasimpatikus. Sistem saraf ini disebut juga saraf otonom yang mengatur pekerjaan berbagai organ tubuh seperti jantung pembuluh darah serta organ lainnya tanpa diperintah. Keseimbangan saraf otonom dapat terganggu disebabkan berbagai hal, misalnya, stress, olahraga, bekerja, dan obat perangsang.
• Makanan sehari-hari
• Umur dan jenis kelamin
• Perubahan suhu
Detak jantung akan meningkat setiap kenaikan suhu 100C dan hal ini dikenal sebagai hukum Van’t Hoff.. tekanan setiap pembuluh dibawah jantung lebih tinggi dari pada pembuluh diatas jantung akibat efek gravitasi.
Tekanan darah arteri dapat diukur dengan metode auskultasi secara rutin. Metode ini menggunakan suatu manset yang dapat dipompa dihubungkan pada manometer air raksa.

III. ALAT DAN BAHAN
Alat :
- Sphygmomanometer
- Stetoskop
Bahan :
- Es
IV. CARA KERJA

1. Mencari terlebih dahulu pembuluh darah arteri branchialis dan mendengarkan bunyi desakan darah yang ada melalui stetoskop.
2. Mengikat lengan kiri praktikan dengan sphygmomanometer, serta udara diisikan di dalam pembebat sehingga air raksa menunjukkan angka 170-180 mm Hg.
3. Mengeluarkan udara secara perlahan-lahan dari sphygmomanometer sambil tetap mendengarkan bunyi desakan udara melalui tetoskop.
4. Mencatat tinggi permukaan air raksa tepat ketika bunyi desakan darah pertama yang terdengar serta bunyi desakan udara pertama kali menghilang sama sekali.
5. Mengulangi langkah di atas ketika tangan praktikan telah direndam dalam tempat yang berisi es selama ± 5 menit.
6. Mengulangi langkah di atas ketika praktikan telah berlari selama ± 5 menit.



V. HASIL PENGAMATAN

Nama praktikan Tekanan Sistole
(mmHg) Tekanan Diastole
(mmHg)
Diam Dingin setelah berlari Diam Dingin setelah berlari
Muhyidin 100 100 120 80 70 80
Erlix 120 109 135 74 64 80
Sodiq 141 136 145 64 68 80
Sodikin 90 83 117 55 70 77
Dedy 107 120 134 70 77 103

Nama praktikan Tekanan Sistole
(mmHg) Tekanan Diastole
(mmHg)
Diam Dingin setelah berlari Diam Dingin setelah berlari
Purity 83 76 91 60 53 61
Dyah 100 105 121 171 83 73
Nenik 107 103 117 77 77 90
Rosmala 93 90 107 70 65 80
Ulyana 132 110 142 71 65 68


VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan penghitungan tekanan darah dengan menggunakan spygnomanometer. Pengambilan data dilakukan dalam 3 keadaan yaitu dalam kondisi normal ( diam ), pada suhu rendah ( perendaman dalam es ), dan kondisi setelah beraktivitas. Dari data hasil pengamatan didapatkan hasil yang rata – rata hampir sama.
Tekanan darah pada keadaan diam lebih tinggi dari pada kondisi dingin tetapi lebih rendah dari pengukuran setelah melakukan aktivitas. Keadaan yang dingin mengakibatkan adanya relaksasi pada jantung, sehingga jantung bekerja memopa darah lebih lambat dari keadaan normal oleh sebab itu tekanan yang didapatkan lebih rendah dari keadaan normal. Sedangkan pada penghitungan tekanan darah setelah berlari didapatkan tekanan yang meningkat, hal ini disebabkan karena ketika beraktivitas jantung dipicu bekerja lebih keras untuk memasok kebutuhan oksigen yang bertambah ketika beraktivitas sehingga tekanan darah yang didapat, baik sistole maupun diastole berada diatas keadaan normal.
Namun dari data hasil pengamatan didapatkan adanya penyimpangan pada data salah satu praktikan yang memiliki tekanan darah sistole dan diastole pada keadaan dingin lebih tinggi dari keadaan normal yang seharusnya pada keadaan dingin tekanan darah menurun atau lebih kecil dari keadaan normal. Hal ini mungkin disebabkan karena kesalahan dalam pengukuran pada saat mendengan denyut pertama dan denyut terakhir dan mungkin juga disebabkan karena kondisi fisik si praktikan.
Selain penyimpangan terdapat dua data praktikan yang ekstrim. Data ekstrim diatas mungkin disebabkan karena kondisi kesehatan dari praktikan. Mungkin saja praktikan memiliki tekanan darah yang memang rendah atau pun tekanan darah tinggi sehingga baik sistole maupun diastole tidak berada dikisaran keadaan normal pada umumnya selain itu mungkin juga disebabkan karena kondisi praktikan pada saat itu misalnya menstruasi, anemia atau gangguan kesehatan lain yang dapat mempengaruhi tekanan darah. Perbedaan kondisi fisiologi setiap individu juga dapat menyebabkan adanya penyimpangan. Tekanan darah pada suatu angka tertentu dapat menjadi rendah bagi seseorang dan sekaligus tinggi bagi orang lain karena metabolisme dan kerja serta kebiasaan setiap orang berbeda – beda.
Ada pun beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab adanya perbedaan tekanan darah yaitu :
• Jenis kelamin
• Obesitas
• Aktivitas
Perbedaan tekanan darah yang dipengaruhi oleh jenis kelamin dimana tekanan darah pria lebih besar dapat disebabkan karena pada pria dibutuhkan tenaga yang lebih besar sehingga dibutuhkan oksigen dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan wanita, hal ini memacu kerja jantung untuk beraktivitas lebih sehingga tekanan darah yang dihitung berdasarkan denyutan jantung juga akan semakin tinggi. Obesitas dapat mempengaruhi aktivitas seseorang, aktivitas ini tentu juga berhubungan dengan kebutuhan energi yang didukung oleh suplai oksigen dan metabolisme dalam tubuh. Gangguan metabolisme pada seseorang yang menderita obesitas dapat menyebabkan hipertensi. Faktor yang ketiga tentu sudah jelas, bahwa aktivitas seseorang sangat berhubungan erat dengan kerja jantung yang dapat berimbas pula pada tekanan darah seseorang.



VII. KESIMPULAN
• Nilai tekanan darah dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain :
- Jenis kelamin
- Usia
- Aktivitas
- Suhu
• Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah pada waktu jantung menguncup. Pada pemeriksaan darah, sistolik adalah bunyi yang pertama kali terdengar.
• Tekanan darah diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung mengendor kembali. Pada pemeriksaan darah, sistolik adalah bunyi yang terakhir kali terdengar.
• Tekanan darah pada keadaan normal lebih tinggi dari pada keadaan suhu rendah ( dingin ) dan lebih rendah dari pada setelah beraktivitas ( tekanan darah setelah beraktivitas > tekanan darah normal > tekanan darah pada suhu rendah )


DAFTAR PUSTAKA

Ganong, William F. 1995. Buku Ajar Kedokteran. Edisi-17. EGC : Jakarta.
Pearce, Evelyn C. 1979. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT. Gramedia. Jakarta. Hal : 133-138.

0 komentar:

Post a Comment

BUDAYA BERKOMENTAR SANGAT BAIK... AYO BERKOMENTAR!!

Follow Twitterku

Tukar Link Blog Yuk