LOKASI DAN WAKTU SENSASI RESEPTOR PENGECAP
Tujuan
Mempelajari dan mengetahui lokasi reseptor pengecap pada manusia dan variasi waktu sensasinya.
Bahan dan Alat
• Bubuk gula
• Bubuk garam
• Bubuk asam sitrat
• Bubuk kina
• Air mineral
• Cotton bud
• Stop watch
Dasar Teori
Manusia memiliki lima alat indra, yaitu mata adalah indra penglihatan, telinga adalah indra pendengar, hidung adalah indra penciuman, kulit adalah indra peraba dan lidah adalah indera pengecap. Lidah tersusun atas otot – otot rangka yang berbentuk longitudinal , transversal dan sirkuler. Pada bagian dorsal lidah tertutup oleh selaput lendir sehingga selalu lembab dan tertutup papila – papila yang mengandung kuncup pengecapan ( taste buds ).
Taste buds (kuntum pengecapan), alat indera untuk pengecapan, merupakan badan ovoid yang berukuran 50 – 70 μm. Tiap-tiap kuntum pengecap terbentuk oleh 4 jenis sel, yaitu sel basal; sel tipe 1 dan 2, yang merupakan sel suspentakularis; dan sel tipe 3, yang merupakan sel reseptor pengecap (gustatorik) yang membuat hubungan sinaps dengan serat saraf sensorik. Leher dari sel-sel ini berhubungan satu sama lain dan dengan sel epitel di sekitarnya melalui tight junction. Kuntum pengecap ini dipersarafi oleh sekitar 50 serat saraf, dan sebaliknya, setiap serat saraf menerima masukan dari rata-rata 5 kuntum pengecap. Sel-sel basal berasal dari sel epitel yang mengelilingi kuntum pengecap. Sel-sel ini berdiferensiasi menjadi sel reseptor baru, dan sel reseptor lama secara terus-menerus diganti dengan waktu paruh sekitar 10 hari.
Gambar 1. Penampang Lidah dan papila
Pada manusia, kuntum pengecap terletak di mukosa epiglotidis, palatum, dan pharinx serta di dinding papila fungiformis dan papila valata lidah. Papila fungiformis merupakan struktur bulat yang paling banyak ditemukan dekat ujung lidah; papila valata adalah struktur menonjol yang tersusun membentuk huruf V di belakang lidah. Papila filiformis yang kecil berbentuk kerucut, dan menutupi badan dorsum lidah biasanya tidak mengandung kuntum pengecap.
Serat-serat saraf sensorik dari kuntum-kuntum pengecap di dua per tiga anterior lidah berjalan dalam cabang korda timpani n. Fasialis, dan serat-serat dari sepertiga posterior lidah mencapai batang otak melalui n. Glosofaringeus. Serat-serat dari daerah lain selain lidah mencapai batang otak melalui n. Vagus. Serat-serat pengecap yang bermielin tetapi menghantarkan impuls relatif lambat di ketiga saraf tersebut bersatu di nukleus traktus solitarius medula oblongata.
Manusia memiliki 4 macam pengecapan (rasa) dasar; manis, asam, pahit dan asin. Zat yang pahit terutama di kecap di belakang lidah, yang asam di sepanjang tepi lidah, yang manis di ujung lidah, dan yang asin di dorsum anterior lidah. Zat yang asam dan pahit juga terasa di palatum yang juga agak peka terhadap manis dan asin. Keempat modalitas ini dapat dirasakan di pharinx dan epiglotis. Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa ada sel pengecap berespons paling baik terhadap rangsang pahit sedang sel pengecap yang lain berespons paling baik terhadap manis, asam dan asin. Selain itu diduga ada modalitas pengecap tambahan yaitu umami. Modalitas ini mengindrai rasa glutamat dan glutamat monosodium yang banyak digunakan dalam makanan Asia. Varian reseptor glutamat metabotropik , mGluR4 terpotong (truncated), mungkin merupakan reseptor untuk rasa ini.
Asam (acid) terasa asam (kecut), di rangsang oleh kation H+, rasa asin dihasilkan oleh Na+, babaerapa senyawa organik juga terasa asin misalnya dipeptida lisiltaurin dan ornitiltaurin. Mayoritas zat yang terasa manis adalah zat organik. Sukrosa, maltosa, laktosa, dan glukosa adalah contih yang paling dikenal. Dua protein yang diisolasi dari buah arbei Afrika, traumatin dan morelin, terasa 100.000 kali lebih manis daripada sukrosa dengan molar yang sama. Zat yang paling sering digunakan untuk menguji rasa pahit adalah kina sulfat, senyawa ini dapat dideteksi dalam konsentrasi 8μmol/L. Senyawa organik lain, terutama morfin, nikotin, kafein, dan ureum terasa pahit. Garam-garam anorganik lain, seperti magnesium, amonium, dan kalsium juga terasa pahit, rasa ini disebabkan adanya kation (ion positif).
Cara Kerja
1. Membersihkan mulut dengan berkumur air mineral
2. Meletakkan sedikit bahan ( gula, garam, asam sitrat, kina ) berturut-turut pada lidah bagian ujung depan – tepi depan – tepi belakang – pangkal tengah
3. mencatat dan menentukan daerah mana yang paling tegas/ tajam rasanya terhadap masing-masing bahan praktikum ( selalu berkumur terlebih dahulu sebelum mengganti bahan praktikum yang lainnya, misalnya dari gula akan diganti dengan garam)
Untuk menghitung/ mencari waktu sensasi :
1. Membersihkan rongga mulut dengan berkumur dengan air mineral
2. Menentukan waktu sensasi dengan bantuan stop watch dengan cara berikut :
• Mengeringkan permukaan lidah dengan kertas tissu dan pertahankan agar lidah tetap berada di luar mulut
• Meletakkan sedikit gula pada lokasi yang sudah diketahui ( dari percobaan di atas) sambil mulai menghidupkan stop watch
• Matikan stop watchnya ketika sudah mulai terasa sensasinya dan mencatat waktunya
• Berkumur dengan air lagi, tetapi tidak dengan mengeringkan lidah lagi, lalu mengulangi langkah di atas ( tenggang waktu antar percobaan 3-5 menit)
• Mengulangi percobaan di atas dengan bahan yang berbeda ( garam, asam sitrat, kina )
Hasil pengamatan
Lokasi sensasi pada lidah
Tabel Hasil Pengamatan Waktu Sensasi
Replikasi Waktu sensasi (detik)
Gula
(Manis) Garam
(Asin) Kina
(Pahit) Asam sitrat (Asam)
1 73 11,8 2,4 2,4
2 13 13 13 5,5
3 4 4,3 6 2
4 2 4,5 1 2,4
5 6 12 26 31
6 1,5 2,5 2 31
7 1 2 2 2
8 2,5 4 8 5
9 5 3,3 1 1,3
10 2,4 1 1,9 2,1
11 5 7 6 4
Rerata 10,491 5,945455 6,3 8,063636
STDEV 20,9967 4,350716 7,508528 11,41764
Keterangan: Angka yang berwarna biru merupakan waktu tercepat
Pembahasan
Dalam praktikum kali ini kami mencoba menetukan lokasi reseptor pengecap pada manusia dan variasi waktu sensasinya.. Menurut teori ada 4 pengecap dasar yang digunakan untuk mengetahui lokasi reseptor dan variasi waktu sensasinya, Dimana pada bagian ujung lidah lebih sensitif terhadap rasa manis, pada bagian tepi depan lidah lebih sensitif terhadap rasa asin, bagian tepi belakang lidah lebih sensitif terhadap rasa asam dan pada bagian pangkal lidah lebih sensitif terhadap rasa pahit. Dari data hasil pengamatan dapat kita ketahui waktu tercepat yang kami tandai dengan tinta biru merupakan waktu sensasi tercepat pada masing-masing lokasi reseptor pada lidah.
Setelah kami analisa ternyata tidak semua praktikan mempunyai lokasi reseptor yang sesuai dengan teori. Setiap orang/praktikan memiliki waktu sensasi tercepat (sensitifitas) yang berbeda-beda pada tiap lokasi reseptor. Hal ini dapat kita lihat pada praktikan pertama yang kurang peka terhadap rasa manis pada ujung lidahnya dan juga rasa asin pada tepi depan lidah. Praktikan kedua kurang peka terhadap rasa manis pada ujung lidah, pahit pada pangkal lidah, dan asam pada tepi belakang lidah. Praktikan ke lima kurang peka terhadap rasa asam pada tepi belakang, asin pada tepi depan, dan pahit pada pangkal lidahnya. Praktikan keenam kurang peka terhadap rasa pahit pada pangkal lidah, sedangkan kelompok lain relatif memiliki sensitivitas yang normal sesuai dengan teori. Sedangkan apabila kita lihat dari data keseluruhan standar deviasi waktu sensasi tercepat dari empat reseptor rasa, maka terjadi penyimpangan yang tinggi pada reseptor rasa manis dan asam. Ketidaksesuaian atau penyimpangan yang terjadi kemungkinan disebabkan oleh kesalahan prosedur kerja selama praktikum. Pada saat pemberian substrat, lidah tetap menjulur keluar sampai mulai terasa pengecap dari substrat yang diletakkan tetapi kelompok kami memasukkan lidah sesaat setelah substrat diletakkan. Memasukkan lidah dapat merancukan catatan waktu sehingga merancukan lokasi reseptor pengecap juga. Ketika lidah dimaksukkan maka dapat tercampur dengan saliva sehingga rasa lebih cepat dikenali. Kelembaban pada permukaan lidah dapat juga mempengaruhi kecepatan sensasi rasa yang diperoleh. Zat harus terlarut dalam kelembaban mulut untuk dapat diindra oleh kuncup pengecap. Produksi saliva dapat membantu untuk mengenali suatu rasa. Saliva berfungsi dalam pengaturan kelembaban yang dapat mempengaruhi kerja dari kuncup pengecap. Banyaknya substrat yang diletakkan juga berpengaruh terhadap waktu sensasi reseptor pengecap. Jika substrat yang diletakkan banyak maka akan lebih cepat terasa jika dibandingkan dengan substrat yang sedikit. Kemungkinan lain adalah adanya kelainan pengecapan seperti ageusia ( hilangnya daya pengecapan ), hipogeusia ( berkurangnya kepekaan pengecapan ), dan disgeusia ( distorsi daya pengecapan ) ( Gayton & Hall, 1997 ). Tingkat sensitivitas lidah seseorang juga mempengaruhi kemampuannya mengecap suatu rasa. Ada beberapa hal yang mempengaruhi sensitivitas ini. Sensitivitas mungkin disebabkan struktur dari lidah itu sendiri yang rusak atau tidak bagus akibat dari pola makan seseorang. Hal lain yang mempengaruhi sensitivitas adalah proses pengantaran rangsang dari organ menuju otak, hal tersebut biasanya terjadi pada orang uang kondisi tubuhnya lemah (sakit) sehingga daya tanggap terhadap rangsang sedikit terganggu. Cepat lambatnya seseorang dalam mengecap rasa dapat dipengaruhi oleh kecepatan penghantaran rangsang yang diberikan jika dalam penyampaian rangsang tersebut terjadi gangguan maka dapat mempengaruhi waktu sensasi yang dihasilkan.
Kesimpulan
• Manusia memiliki 4 macam modalitas cita rasa dasar yang spesifik, yaitu: manis pada ujung lidah, asin pada tepi depan, asam pada tepi belakang, dan pahit pada pangkal lidah, akibat dari taste bud yang berbeda-beda.
• Lokasi reseptor pengecap tidak sama pada tiap orang.
• Waktu sensasi reseptor pengecap berbeda pada tiap orang.
Daftar Pustaka
Ganong, W. F., 2003, Fisiologi Kedokteran, penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta
Gayton & Hall., 1997 , Fisiologi Kedokteran , Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
Kimball, J. W. 1983. Biologi Jilid 3 edisi kelima. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Pearce, E.C, 2000, Anatomi & Fisiologi untuk Paramedis, PT. Gramedia: Jakarta
Sunday, November 13, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment
BUDAYA BERKOMENTAR SANGAT BAIK... AYO BERKOMENTAR!!