Pages

Sunday, October 10, 2010

PENGUKURAN TEKANAN DARAH



Bookmark and Share


LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

PENGUKURAN TEKANAN DARAH


Oleh


WILDA CHUSNIA (080810272)


DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

2010

DASAR TEORI

Jantung adalah organ yang berfungsi untuk memompa darah. Gerakan otot jantung berasal dari nodus sinus atrial ( SA Node), yang mengakibatkan kontraksi otot atrium. Gerakan kontraksi bergerak melalui berkas HIS ( bundle of hiss ) yang selanjutnya mengakibatkan kontraksi ventrikel. Tekanan darah adalah tekanan darah pada saat jantung menguncup diakibatkan oleh kontraksi otot ventrikel (tekanan dari ventrikel meninggalkan jantung). Tekanan darah bervariasi antara tekanan maksimum (sistolik) dan minimum (diastolic). Tekanan darah dikarenakan oleh pemompaan jatung dan resistensi pembuluh darah berkurang sebagai sirkulasi darah menjauh dari jantung melalui arteri. Tekanan darah memiliki penurunan terbesar dalam arteri kecil dan arteriol, dan terus menurun ketika bergerak melalui darah kapiler dan kembali ke jantung melalui pembuluh darah. Tekanan darah ada dua macam, yaitu tekanan tinggi sistolik yang menandakan kontraksi maksimal jantung dan tekanan rendah diastolic atau tekanan istirahat.

Tekanan darah normal menurut pengukuran adalah 120/80 mmHg. Nomor 120 menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah 80 menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan disebut tekanan sistole. Pemeriksaan tekanan darah biasanya dilakukan pada lengan kanan, kecuali bila pada lengan tersebut terdapat cedera. Perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik disebut tekanan denyut. Di Indonesia, tekanan darah biasanya diukur dengan tensimeter air raksa atau sphymomanometer manual (raksa).

Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring. Tekanan darah sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik saat itu. Tekanan darah tinggi atau hipertensi diukur pada nilai sistolik 140-160 mmHg. Tekanan darah rendah disebut hipotensi nilai sistoliknya dibawah 100 mmHg.

Dalam sirkulasi sistemik, tekanan tertinggi terjadi di dalam aorta dan mencerminkan tekanan diciptakan oleh ventrikel kiri. Tekanan aorta mencapai tinggi rata-rata 120 mmHg selama sistol ventrikel. Perhatikan bahwa meskipun tekanan dalam ventrikel turun menjadi hamper 0 mmHg sebagai ventrikel relaks, tekanan diastolic dalam arteri besar masih relative tinggi. Tekanan diastolik dalam arteri mencerminkan kemampuan wadahnya untuk menangkap dan menyimpan energy dalam dinding elastic.

Mekanisme-mekanisme yang melibatkan integrasi berbagai komponen system sirkulais dan system tubuh lain penting untuk mengatur tekanan darah arteri rata-rata ini. Dua penentu utama tekanan darah arteri rata-rata adalah curah jantung dan resistensi perifer total. Dengan demikian, kita dapat memahami kompleksitas pengaturan tekanan darah. Perubahan setiap factor tersebut akan mengubah tekanan darah kecuali apabila terjadi perubahan kompensatorik pada variable lain sehingga tekanan darah konstan.

Nilai tekanan darah :

a. Tekanan arteri brachialis orang dewasa pada saat istirahat rata-rata adalah antara 90-140 mmHg sistolik dan antara 60-90 mmHg diastolik.

b. Hipertensi (tekanan darah tinggi) adalah jika nilai sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan diastolik lebih besar dari 90 mmHg.

c. Hipotensi (tekanan darah rendah) adalah jika nilai sistolik kurang dari 100 mmHg dan diastolik 60 mmHg.

Tekanan darah dapat diukur dengan dua metoda :

1. Metoda Langsung (Direct Method).

Metoda ini menggunakan jarum atau kanula yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah dan dihubungkan dengan manometer. Metoda ini merupakan cara yang sangat tepat untuk pengukuran tekanan darah tapi butuh peralatan yang lengkap dan ketrampilan khusus.

2. Metoda tidak langsung (Indirect Method).

Metoda ini menggunakan shpygmomanometer (tensi meter). Tekanan darah dapat diukur dengan dua cara, yaitu :

a. Cara Palpasi

Dengan cara ini hanya dapat diukur tekanan sistolik. Tekanan sistolik dapat ditentukan dengan memompa manset lengan dan kemudian membiarkan tekanan turun dan tentukan tekanan pada saat denyut radialis pertama kali teraba. Oleh karena kesukaran dalam menentukan secara pasti kapan denyut pertama teraba, tekanan yang diperoleh dengan metode palpasi biasanya 2-5 mmHg lebih rendah dibandingkan dengan yang diukur menggunakan metode auskultasi.

b. Cara Auskultasi

Dengan cara ini dapat diukur tekanan sistolik maupun tekanan diastolic. Cara ini memerlukan alat “ Stethoscope “. Manset secara tepat dipompa sampai tekanan didalamnya diatas tekanan sistolik yang diharapkan dalam arteri brachialis. Arteri dioklusi oleh manset dan tidak ada suara terdengar oleh stetoskop. Kemudian tekanan dalam manset diturunkan secara perlahan. Pada titik tekanan sistolik dalam arteri dapat melampaui tekanan manset, semburan darah melewatinya pada tiap denyut jantung dan secara sinkron dengan tiap denyut, bunyi detakan didengar dibawah manset.

Klasifikasi

Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa menurut JNC VII

Kategori

Tekanan Darah Sistolik

Tekanan Darah Diastolik

Normal

<>

(dan) <>

Pre-hipertensi

120-139 mmHg

(atau) 80-89 mmHg

Stadium 1

140-159 mmHg

(atau) 90-99 mmHg

Stadium 2

>= 160 mmHg

(atau) >= 100 mmHg

Kekuatan tekanan darah disebabkan oleh beberapa factor, antara lain :

1. Secara langsung :

a. Kekuatan pompa jantung, berkaitan dengan aktivitas jantung.

b. Keadaan pembuluh darah (nadi), jika pembuluh darah vasodilatasi maka tekanan darah menjadi turun.

c. Volume dan kepekatan darah, semakin banyak volume dan kepekatannya maka tekanan darahnya semakin naik karena ada energy potensial yang tersimpan.

2. Secara tidak langsung :

a. System saraf (simpatis dan parasimpatis), dapat terganggu karena berbagai hal (stress, olahraga, bekerja, obat perangsang/penenang).

b. Makanan yang dikonsumsi.

c. Umur dan jenis kelamin

d. Perubahan suhu, detak jantung akan meningkat setiap kenaikan suhu 10oC (dikenal sebagai hukum Van’t Hoff).

Tujuan

Memahami prinsip kerja sphygmomanometer manual dan digital dalam pengukuran desakan darah arteri serta berbagai factor yang mempengaruhinya.

Bahan dan Alat

- Sphygmomanometer manual

- Sphygmomanometer digital

- Stetoskop

- Es batu

Cara kerja

· Carilah terlebih dahulu pembuluh darah arteria branchialis (yang nanti letak berdekatan dengan lengan yang dibebat) dan dengarkan bunyi desakan arteri yang ada melalui stetoskop.

· Lengan kid praktikan yang tidur terlentang dibebat sphygmomanometer, serta udara diisikan di dalam pembebat sehingga air raksa menunjukkan angka 170 mmHg.

· Keluarkan udara secara perlahan-lahan dari sphygmomanometer sambil tetap mendengarkan bunyi desakan udara melalui stetoskop.

· Catatlah tinggi permukaan air raksa tepat ketika bunyi desakan darah pertama yang terdengar serta bunyi desakan udara pertama kali menghilang sama sekali.

· Ulangi percobaan ini selama 3 kali untuk setiap praktikan dan selanjutnya diambil rerata.

· Ulangi langkah tersebut diatas ketika praktikan telah berjalan/berlari lebih dahulu selama 3 menit (sebagai perbandingan dengan keadaan di atas).

· Ulangi langkah tersebut diatas ketika tangan praktikan telah direndam dalam tempat yang berisi es selama 1-2 menit (sebagai pembanding keadaan di atas).

HASIL PENGAMATAN

A. BERDASARKAN SPHYGMOMANOMETER MANUAL

NO

NAMA

JENIS KELAMIN

AKTIVITAS

DUDUK

TERLENTANG

BERLARI

DIRENDAM

1

ASTRA

L

110/70

110/70

120/75

50/70

PRADITA

P

80/50

85/53

85/60

80/60

2

JAUHAROTUS

P

130/75

120/75

130/80

110/65

LEO

L

110/60

120/60

125/60

115/80

3

HERI

L

110/80

110/80

130/70

90/70

HESTI

P

110/70

110/70

140/70

100/70

4

HARI

L

167/101

144/77

147/101

182/101

AZMI

P

124/69

127/60

116/78

138/89













B. BERDASARKAN SPHYGMOMANOMETER DIGITAL

NO

NAMA

JENIS KELAMIN

AKTIVITAS

DUDUK

TERLENTANG

BERLARI

DIRENDAM

1

ANITA

P

109/70

111/65

126/66

120/73

ICHSAN

L

136/94

123/67

127/62

137/98

2

BELINDA

P

101/67

110/63

113/54

101/63

JEREMIA

L

137/84

122/67

108/47

136/66

3

HERI

L

117/85

115/58

145/75

121/75

HESTI

P

117/73

115/62

154/85

114/74

4

JAUHAROTUS

P

138/79

121/76

130/56

114/67

LEO

L

115/55

121/63

117/59

117/83








PEMBAHASAN

Dari hasil perlakuan yang sudah dilakukan diatas, terbukti bahwa tekanan darah berubah karena factor yang diberikan secara fisiologis. Tekanan darah pria dan wanita juga berbeda, tekanan darah pria biasanya lebih tinggi daripada wanita.

Dari hasil pengujian baik menggunakan sphygmomanometer manual maupun digital hasilnya menunjukkan hampir sama. Yang dimaksud hampir sama disini adalah perubahan tekanan darah praktikan saat duduk, terlentang, berlari dan direndam. Dari kedua alat tersebut menunjukkan bahwa keadaan tekanan darah praktikan saat usai berlari mengalami peningkatan dibandingkan keadaan duduk maupun terlentang. Hal ini dikarenakan oleh kerja otot pada tubuh yang memacu kerja pompa darah di jantung semakin cepat akibat kebutuhan oksigen yang lebih banyak ketika berlari.

Sedangkan pada uji perubahan suhu, tangan dan kaki praktikan direndam didalam air berisi es selama 1-2 menit lamanya kemudian diukur menggunakan kedua macam sphygmomanometer, hasilnya menunjukkan mengalami penurunan (ada yang drastis ada yang biasa saja) dibandingkan dengan keadaan usai berlari maupun duduk dan terlentang. Hal ini dikarenakan detak jantung yang menurun akibat suhu dingin yang dirasakan, arteri menyempit sehingga menimbulkan rasa nyeri diikuti dengan suplai oksigen yang menurun.

Pengukuran yang dikira lebih akurat menurut kami menggunakan sphygmomanometer air raksa (manual) dibandingkan dengan yang digital. Karena sphygmomanometer digital dirasa banyak terjadi error pada pemakaian misal disebabkan baterai yang mulai habis sehingga kerja alat tidak sempurna, pengulangan beberapa kali yang diperlukan (karena tiap pengulangan hasilnya berbeda maka pengulangan ke-2 atau ke-3 yang dipakai). Perbedaan tekanan darah menggunakan sphygmomanometer digital mungkin sekitar 2-5 mmHg dibandingkan menggunakan yang manual.

KESIMPULAN

1. Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bias terjadi melalui beberapa cara diantaranya yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detikny, arteri besar kehilangan kelenterunnya dan menjadi kaku, dan bertambahnya cairan dalam sirkulasi.

2. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah secara fisiologis adalah karena istirahat, perubahan sikap, kerja otot, pengaruh berpikir, inspirasi dan ekspirasi kuat, umur, jenis kelamin dan suhu lingkungan.

3. Pengaruh posisi tubuh dalam pengukuran tekanan darah juga mempengaruhi tekanan darah praktikan.

4. Pada suhu yang menurun secara normal tekanan darah ikut menurun. Dan ketika otot bekerja kuat secara normal tekanan darah ikut meningkat.

5. Tekanan darah diatas 140 mmHg digolongkan hipertensi, sedangkan tekanan darah dibawah 100 mmHg digolongkan hipotensi. Tekanan darah normal sekitar 120 mmHg.

DAFTAR PUSTAKA

http://choybuccuq.blogspot.com/2009/02/pengukuran-tekanan-darah.html diakses pada tanggal 10 Oktober 2010.

http://www.tokomedis.com/catalog/article_info.php/articles_id/2 diakses pada tanggal 10 Oktober 2010.

http://rendrasyah.wordpress.com/2007/05/19/alat-pengukur-tekanan-darah/ diakses pada tanggal 10 Oktober 2010.

http://blog.ilmukeperawatan.com/cara-melakukan-pengukuran-tekanan-darah.html diakses pada tanggal 10 Oktober 2010.

http://www.wartamedika.com/2007/04/bagaimana-tekanan-darah-diukur.html diakses pada tanggal 10 Oktober 2010.

http://www.scribd.com/doc/25076955/Tekanan-Darah-Arteri-Pada-Manusia diakses pada tanggal 10 Oktober 2010.

http://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darah diakses pada tanggal 10 Oktober 2010.

http://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darah_tinggi diakses pada tanggal 10 Oktober 2010.

Guyton, A & Hall, J.2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC. Edisi 9. Jakarta.

Husein, Akhmad Saikhu. 2010. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan. Universitas Airlangga : Surabaya.


Follow Twitterku

Tukar Link Blog Yuk